Sabtu, 14 Mei 2016

My Feeling With this Life


Seberapa siap perantau untuk pulang? Persiapan apa yang sudah dan telah dilakukan?. Sebuah adaptasi untuk kelangsungan hidup di tempat baru dengan segala resiko yang harus dihadapi, membuat orang akan berpikir ulang untuk beralih. Siapapun yang hanya menikmati hari tanpa rencana tidak akan pernah siap untuk melangkah.

Itulah yang membuat saya terus belajar, dan banyak mencari ilmu baru. Berada jauh dari tanah kelahiran dengan kurun waktu bertahun-tahun akan mengubah cara pikir, perilaku, kebiasaan, serta bersosialisasi. Ya, disamping usia yang semakin bertambah, lingkungan menjadi faktor utama pembentukan karakter.

Dalam hitungan hari kedepan, saya akan ditinggal oleh Kakak yang banyak memberikan kesempatan bagaimana menghadapi dunia sosial. Ia menjadi salah satu orang terbaik di negeri ini yang terus memberi ilmu baru. Dari saya yang bersifat tertutup, tak berani bersosialisasi hingga kini bisa memiliki banyak sahabat serta saudara.

Muslimah, awal mula dari ukhuwah ini dengan tulisannya yang tercetak di beberapa buku dengan sederhana membuat hanyut dalam tetesan air mata. Disitu saya mulai mencoba hal baru, pembaca komik ke cerpen.

Teruslah pada suatu kelas online dari Indonesia dengan koordinatornya tak lain adalah dia. Semakin mengenalnya, saya semakin menikmati dunia baru ini. Hingga usai kelas tersebut, ada amanah yang saya terima di suatu organisasi. Dengan menjadi salah satu pengurus didalamnya.

Berlanjut pada tahun 2014, lagi-lagi Ia mengajak saya ke sebuah organisasi. Saat itu Ia baru kembali ke Hong Kong setelah beberapa waktu tinggal di Macau dan saya melanjutkan tugas di organisasi awal. Dengan ajakannya, saya menemukan keluarga baru yang lebih kokoh. Dengan para pimpinan yang menginspirasi, ramah serta bersedia berbagi ilmu.

Apa yang saya rencanakan dari awal mengambil keputusan meninggalkan pekerjaan di Indonesia dan berangkat ke Hong Kong, ternyata sangat tepat dan lebih baik dari perkiraan. Salah satu orang yang selalu berada dan menyediakan waktunya adalah Kak Isti Syarifah.

Pada saat liburan berdua yang terakhir lalu, Ia bercerita tentang wisuda. Ya, aku masih merasa bersalah karena tak bisa membantunya. Namun pilihannya adalah terbaik, dengan segala pertimbangan. Kita terus belajar, membuat hal bermanfaat bersama melalui tulisan dalam berita.

Kak tau apa yang selalu aku ingat?, ialah setiap kesempatan yang Allah Ta’ala beri, salah satunya melalui kakak. Tak pernah aku berpikir banyak kesempatan yang aku dapat disini. Awal tujuanku hanyalah melanjutkan sekolah. Bonus yang kudapat lebih dari apa yang aku inginkan”

Saya yakin, dengan Bismillah akan lebih banyak lagi kesempatan yang kita dapat di Indonesia. Karena disini kita telah melewatinya. Kita akan segera berpisah, teruslah menjadi Kakak terbaik, untuk Mbak Leny dan saya (Nurma).

Kak Isti telah menyelesaikan pendidikannya di sekolah manajemen bisnis, dengan rencana membuka taman baca dirumah dan beramal melalui ilmu yang dia peroleh kepada generasi muda di desanya.

Cukuplah rencana sederhana, namun dengan persiapan yang tepat untuk segera beralih dari satu hal ke hal lainnya. Persiapkan ilmu, do'a dan konsentrasi penuh. Dengan itu semua diri akan mampu melangkah dan menyelesaikan resiko.

Selamat berhijarah para perantau. Tunggu tiba giliran saya untuk belajar lagi di tanah kelahiran, Indonesia.

 
Kak Isti untuk setiap tulisannya
 

Coretan anak rantau untuk saudaranya


How ready immigrants to go home? Preparation of what has been done?. An adaptation for survival in a new place with all the risks that must be faced, getting people will think twice to switch. Anyone who simply enjoy the day without a plan will never be ready to go.
That's what makes me continue to learn, and many seek new knowledge. Being away from the homeland with the period of years will change the way of thinking, behavior, habits, and socializing. Yes, in addition to increasing age, the environment Becomes a major factor shaping the character.
Within the coming days, I will be left by a brother that provide many opportunities how to deal with the social world. He Became one of the best people in this country who continue to provide new science. From my discreet, not online to socialize until now could have a lot of friends and relatives.
Muslimah, the origins of this brotherhood with the Writings printed in some books simply make-drift in tears. There, I began to try new things, comic readers to stories.
Keep in an online classroom coordinator of Indonesia with none other than him. Get to know him, the more I enjoy this new world. Until the end of the class, there is a mandate that I received in an organization. By being one of the leaders in it.
Continued in 2014, he again invited me to an organization. At that time he had Returned to Hong Kong after some time living in Macau and I continue to work at the beginning of the organization. By invitation, I found a new family stronger. With leaders who inspire, friendly and willing to share knowledge.
What I want from the initial decision to leave a job in Indonesia and went to Hong Kong, Alhamdulillah very precise and better than expected. One of the people who always are and provide time is Kak Isti Syarifah.
At the time of the last vacation together then, he of toll me about graduation. Yes, I still feel guilty for not being-able to help him. But the best choice is, with all due consideration. We continue to learn, to the make useful things together through writing in the news.
" Kak know what I always remember?, Is every chance that Allah Ta'ala give, one through sister. I never thought much chance that I can be here. Early goal is simply to continue Reviews their education . The bonus I got more than what I want. "
I believe, with Bismillah will be many more opportunities that we can be in Indonesia. Because here we have been through. We will soon split up, continue to be the best brother, to Ms. Leny and I (Nurma).
Kak Isti had completed his education in business management schools, with plans to open reading garden at home and work through the knowledge he gained to young people in his village.
Suffice it simple plan, but with the right preparation to quickly intervening switch from one thing to another. Prepare science, prayer and concentration. With such preparation, self-will brave step and face any risk in it.
Congratulations migrate the perantau. Wait my turn to learn more and useful in the (home) homeland, Indonesia.

(Kak Isti Syarifah way :))