Kamis, 14 Januari 2016

Waktu yang tersisa


                Januari bergulir dengan hari penuh tugas. Dari sela kesibukan, peristiwa terlewati oleh beberapa pencapaian yang cukup melegakan. Untuk tugas sekolah yang secara tiba-tiba hadir tapi cukup menyenangkan. Ditambah tugas magang disertai tantangan intern maupun ekstern, untuk pengalaman. Serta kerja dengan segudang jadwal menjelang tahun baru China.

                Dari kesibukan diatas ada jeda untuk menghitung lamanya aku bersuka ria dari bebasnya sebuah istilah PR setelah sidang skripsi usai. Dari tiga bulan konsentrasi penuh mengerjakan dan mencari referensi skripsi, terulur hingga perbaikan menjadi lima bulan. Yang pastinya dengan teman-teman hebat yang solid (I love  my team). Ditambah tiga bulan menikmati kebebasan tanpa rencana, memanjakan diri, menikmati hidup tanpa beban target. Waktu itu benar-benar membebaskan diri dari segala macam gangguan yang membuat hidup tak nyaman. Putus komunikasi dari sosial (dunia ke-grub-an), menjadikan rasa rindu muncul dan rasa bersalah hadir.

                Yups… saatnya menuliskan kembali apa yang harusnya dilatih. Beberapa waktu yang menjadi jeda untuk belajar. Move on dari dunia fiksi, cerpen dan berusaha menjadi penulis berita (hihihi). Sebuah fase yang kunikmati dengan sedikit konflik batin penuh tragedi (halah hiperbola).

                Dari sekian kegiatan yang tak terfokus menjadikan hadirnya jenuh untuk kembali memikirkan hal bermanfaat apa untuk setengah tahun, setahun, dua tahun kedepan.

                Ehm, untuk waktu yang menjadi pemanja diri. Ada beberapa tugas terselesaikan dari menjadi Valounteer Kedutaan di Hong Kong. Dengan belajar menghadapi watak dan sikap sesama perantau, mulai dari Diplomat hingga Tunawisma. Bulan program pembekalan para TKI yang disini disebut PMI (Pekerja Migran Indonesia), dari kedatangan hingga kepulangan. Pendampingan kasus dengan hal yang menjadi pembelajaran dikala hidup jauh dari keluarga tercinta.

                Ada kejadian yang menjadikan mereka sebagai pemacu, bahkan menjadikan diri lebih bersyukur dan manikmati setiap apa yang menimpa dalam keseharian. Berlatih lebih berpikir positif dalam hidup.

                Untuk sebuah pengalaman selanjutnya dalam menuliskan kejujuran peristiwa dengan bahasa yang efektif dan efisien, serta memberi informasi langsung. Bertemu dengan para narasumber hebat. J

                Waktu yang cukup untuk membangun sebuah ikatan komunikasi dengan membawa rasa percaya diri, bahwa siapapun mampu mengatasi tahapan hidupnya. Terus menjadikan iman dan taqwa sebagai penuntun akhlak dalam pergaulan. Jazakumullah khoir kepada kalian yang terus menjadi pembimbing, penghibur, sahabat serta kakak dalam langkahku di negri ini. Menjadi bekal tindakan selanjutnya di Tanah Air.

               


Tidak ada komentar:

Posting Komentar