Januari
bergulir dengan hari penuh tugas. Dari sela kesibukan, peristiwa terlewati oleh
beberapa pencapaian yang cukup melegakan. Untuk tugas sekolah yang secara
tiba-tiba hadir tapi cukup menyenangkan. Ditambah tugas magang disertai
tantangan intern maupun ekstern, untuk pengalaman. Serta kerja
dengan segudang jadwal menjelang tahun baru China.
Dari
kesibukan diatas ada jeda untuk menghitung lamanya aku bersuka ria dari
bebasnya sebuah istilah PR setelah sidang skripsi usai. Dari tiga bulan
konsentrasi penuh mengerjakan dan mencari referensi skripsi, terulur hingga
perbaikan menjadi lima bulan. Yang pastinya dengan teman-teman hebat yang solid
(I love my team). Ditambah tiga bulan menikmati
kebebasan tanpa rencana, memanjakan diri, menikmati hidup tanpa beban target.
Waktu itu benar-benar membebaskan diri dari segala macam gangguan yang membuat
hidup tak nyaman. Putus komunikasi dari sosial (dunia ke-grub-an), menjadikan rasa rindu muncul dan rasa bersalah hadir.
Yups…
saatnya menuliskan kembali apa yang harusnya dilatih. Beberapa waktu yang
menjadi jeda untuk belajar. Move on dari dunia fiksi, cerpen dan berusaha
menjadi penulis berita (hihihi).
Sebuah fase yang kunikmati dengan sedikit konflik batin penuh tragedi (halah hiperbola).
Dari
sekian kegiatan yang tak terfokus menjadikan hadirnya jenuh untuk kembali
memikirkan hal bermanfaat apa untuk setengah tahun, setahun, dua tahun kedepan.
Ehm,
untuk waktu yang menjadi pemanja diri. Ada beberapa tugas terselesaikan dari
menjadi Valounteer Kedutaan di Hong Kong. Dengan belajar menghadapi watak dan
sikap sesama perantau, mulai dari Diplomat hingga Tunawisma. Bulan program
pembekalan para TKI yang disini disebut PMI (Pekerja Migran Indonesia), dari
kedatangan hingga kepulangan. Pendampingan kasus dengan hal yang menjadi
pembelajaran dikala hidup jauh dari keluarga tercinta.
Ada
kejadian yang menjadikan mereka sebagai pemacu, bahkan menjadikan diri lebih
bersyukur dan manikmati setiap apa yang menimpa dalam keseharian. Berlatih
lebih berpikir positif dalam hidup.
Untuk
sebuah pengalaman selanjutnya dalam menuliskan kejujuran peristiwa dengan
bahasa yang efektif dan efisien, serta memberi informasi langsung. Bertemu
dengan para narasumber hebat. J
Waktu
yang cukup untuk membangun sebuah ikatan komunikasi dengan membawa rasa percaya
diri, bahwa siapapun mampu mengatasi tahapan hidupnya. Terus menjadikan iman
dan taqwa sebagai penuntun akhlak dalam pergaulan. Jazakumullah khoir kepada
kalian yang terus menjadi pembimbing, penghibur, sahabat serta kakak dalam
langkahku di negri ini. Menjadi bekal tindakan selanjutnya di Tanah Air.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar