Jumat, 02 September 2016

My Autumn

September

Hujan mulai rajin membasahi bumi, menyirami pohon kehidupan dengan keberhan dari sang pencipta. Memasuki musim Autumn di daratan Hong Kong.
Rintiknya bisa aku nikmati sejenak tanpa payung penghalang. Dengan tetesan mungil membasahi wajah sekaligus menatap mendung, rileksasi alami yang membuat tersenyum. Setelahnya aku bisa melihat awan putih tipis berjalan di luasanya langit biru.

Itulah suasana terindah setelah hujan. Langit cerah bahkan terkadang ada pelangi.

September ke4. 2016 adalah tahun ke empat aku disini. Alhamdulillah, banyak hal terselesaikan yang terpenting adalah target utama tuntas. Seperti yang tertulis di buku antalogi "Langkah menjemput sukses". Membaca kembali tulisan-tulisan yang telah usang, membuat ingatan kembali pada masa itu.

Koreksi diri menjadi renungan malam ini. Ibu, sosok peri di dunia yang kumiliki. Menjadi motivator untukku berusaha lebih baik. Yups, setiap orang punya misi tersendiri dalam hidupnya.

Belajar banyak disini. Semakin memahami bahwa dunia ini layaknya perantauan. Sejenak. Jika lalai, aku akan pulang tanpa bekal. Bukan hanya materi, kedewasaan, kesiapan kembali ke rumah. Menorehkan kebahagiaan kepada mereka yang tersayang yang setia menungguku pulang, my family.

Empat tahun. Semakin dewasakah aku?
"Ngambek-an"? Tetep. Tapi gak separah pas di rumah.
Ingat sekali waktu kerja di tanah air. Tiap pagi selalu berangkat dengan hati ngambek karena hal sepele, dengan naik motor bebek. Jadi pembalap kampung. Yang di setiap salah satu tikungan jalan raya jatuh, kepleset oleh pasir jalan. Bukan khawatir lecet, cuma seragam kerja sudah terkenal. Khawatirnya di laporin ke atasan rumah sakit. Kejadian ini bukan sekali-dua kali. Hampir setiap hari. Parahnya, astaghfirullah...
Balapannya berhenti saat sepeda tersebut berganti Matic. Karena penggantinya bersumber dari ibu. Aku gak berani, karena sepeda bebeknya murni hasil keringat sendiri.
Sejak saat itu, ada rasa gak nyaman jika masih egois atau minta sama orang tua. Ya, walau ibu bilang masih anak kecil di usia 18thn.

Waktu SMK juga lebih parah. Karena ibu telat jemput hingga maghrib (sekolah siang), bisa berani jalan sendiri sejauh 5 km. Anak kecil banget.

Dari beberapa teman yang sudah kenal 3 tahun lebih, mereka bilang aku masih suka 'ngambek'. Ini adalah sifat yang sudah mulai bisa aku kendalikan.
Masih terus berusaha dengan ini. Karena sudah mengenal keburukan diri, harus bisa mengimbangi dengan terus belajar tidak membuatnya berlebihan.

Setiap diri mempunyai kelebihan dan kekurangannya. Dengan mengenali itu, maka diri akan lebih siap memghadapi lingkungannya. Masih dengan September ke 4 di Hong Kong, terimakasih untuk kalian yang telah sabar membersamai Nurma, terutama Ibu ❤️.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar