Selasa, 28 Februari 2017

Kekayaan pengalaman anak rantau


Assalammualaikum….

“Merantau bukan soal jauh, namun lebih tepatnya seberapa banyak pengalaman yang di dapat” anak rantau.

Kesempatan merantau tak mungkin bisa dirasakan setiap orang. Adakalanya wanita harus patuh pada kodratnya, dirumah. Pemikiran hingga kekhawatiran menjadi faktor utama. Untuk bisa meyakinkan diri bahwa individu bisa bertahan dan menjalani kehidupannya di lingkungan yang berbeda, dan menjadi makhluk sosial dengan segala perbedaan.

Misal, dari pekerja yang super keren di sebuah kantor kemudian di tanah rantau harus berhasil menekan egoisnya dengan bekerja serabutan.

Tidak sedikit, kesempatan itu diambil. Banyak cerita tentang anak muda yang rela meninggalkan rumah kemudian harus dan mau menjalani kehidupan asing di negara lain. Bahkan menjadi pekerja kasar pada bulan – bulan pertama. Mereka mengandalkan kemampuan diri untuk bisa terus bertahan dan berhasil di tempat asing tersebut.

Keahlian, selain dari ilmu yang didapat dalam kelas lalu mendapat ijazah. Keahlian merupakan bekal yang harus disiapkan. Dengan  keunikan ataupun ciri khas dari hal yang bisa kita lakukan, akan membuat kita mempunyai banyak peluang lebih berhasil.

Empat tahun lalu, aku merantau dengan bekal yang cukup minim. Persiapan kelas bahasa asing hanya 2 (dua) bulan dan sebulan praktek kerja di sebuah rumah mewah di wilayah Araya. Yups, hari pertama aku gagal. Gagal mengerjakan pekerjaan baru, bahkan memasak untuk diri sendiri tak bisa. Hingga esoknya aku dimasakan oleh Ibu Dewi – pemilik rumah.

Dari pekerja keuangan, anak manja,dan semua disediakan orangtua untuk urusan rumah. Pada saat itu aku harus siap mengerajakan pekerjaan rumah yang super duper berbeda dari sekedar bantu ibu beres-beres rumah di hari minggu. Pengalaman pertama yang lebih horor kalau itu berada di rumah mertua.
***
Kekayaan berpikir, olah emosi dan menekan egois adalah manfaat merantau yang sangat aku rasakan. Banyak sahabat, selalu berada dengan kebaikan dan mengambil hikmah dari kejadian buruk. Penanganan suatu masalah terlatih dengan sangat baik. Bersyukur saat sedihpun menjadi kebiasaan, karena ujian terberat telah terlewati dengan baik. Alhamdulillah…
Perlahan diri semakin matang menyikapi permasalahan hidup. Karena saat di rantau, penyelesaian masalah hanya diri yang harus menuntaskan. Bisa meminta nasehat, solusi kepada orang terdekat. Namun semua tindakan hanya diri yang harus mampu membuat masalah itu menjadi pembelajaran.
Hingga diri menyadari. Bahwa kebaikan selalu bergandengan dengan keburukan, masalah selalu ada penyelesaian dan musibah akan ada hikmah. Itulah sunatullah…
***
Jika wanita adalah madrasah pertama dari anak-anaknya. Maka itulah alasan kenapa aku tak pernah menemukan cela untuk berpikir berhenti belajar. Apapun yang dikerjakan harus mempunyai target, target saat ini maupun jangka panjang. Tak apa jika pengalaman itu buruk, namun ingat selalu pengalaman tersebut harus membuat diri semakin sering mendekatkan diri pada Allah Ta’ala dan mempelajari Al Quran dan Sunnah. 
Alhamdulillah… Hong Kong menjadi negara yang mengajarkan kehidupan rantau. Bertemu dengan wanita-wanita sholeha, Ibu dari anak yang cerdas – istri dari suami yang tangguh.
 
 
After Quality Time With partner
at the Ammar Mosque - Wanchai

Kamis, 19 Januari 2017

January, keep positive

Berbagai nama tempat, tujuan para penumpang pesawat.
Di ruang Check-in Kowloon City station - Hong Kong.


Assalammualaykum...

"Istirahat ternyaman adalah di Surga" - para perindu surga -

Kenapa sih harus bersusah payah dalam hidup ini?
Bukankah Muda foya-foya, Tua Kaya, Mati masuk surga itu mungkin  bisa dilakukan?
Menurut dari kajian yang sesuai Al Quran dan Sunnah. Bisa kok hidup muda foya-foya. Yups, foya-foyanya sama kegiatan positif.

Dari kata 'foya-foya', maka langsung terfikir adalah royal--boros harta, tapi jangan yang Negatif. Kata tersebutpun harus diraih dengan kerja keras loh. Misalnya, 
* Foya-foya dalam bersahabat. Banyakin temen sebanyak mungkin. Tapi pilihlah sahabat yang terbaik dalam agama dan akhlaknya. Boleh kok kenal siapapun, sebatas kenal jangan jadikan rujukan dalam berfoya-foya.
* Foya-foya dalam bersedekah. Kehebatan sedekah sudah terbukti dalam Islam sejak adanya perintah Allah Ta'ala dan di praktekan oleh para Nabi dan Rasul. Tak terhingga berapa kali aku mendengar dan membaca 'Tips sukses dunia hingga akhirat' adalah sedekah.

Dua contoh tersebut menjadi cara berfoya-foya positif menurut penulis. Dengan waktu yang Allah Ta'ala beri kepada kita cukup maksimal dimanfaatkan oleh orang-orang sholeh di jaman sebelum masehi hingga saat ini. Rasanya rugi banget kalau cuma dibuat foya-foya atas dasar dunia. 
Dunia cuma sesaat kan?
Dari bangun tidur sampai tidur lagi, kadang aku merasa pekerjaan kok gak selesai-selesai. Atau malah ada tugas yang ingin dilakukan, malah belum sempat dicoba. 
Jika terlena oleh postingan di Instagram yang begitu menarik, saat sadar waktu habis percuma membuat hati beristighfar lebih rutin lagi. Kenapa? Karena gak semua hal di media sosial itu baik. Maka diri sendiri masih belajar untuk lebih meminimalkan waktu dalam berselancar di media sosial (walau banyak khilafnya, yang penting tetap bismillah sebelum membukanya).

Hal yang paling ditakutkan dalam foya-foya adalah ketidak seimbangan ilmu dunia dan ilmu bekal menuju akhirat. Jika ilmu dunia yang berbagai macam ini, maka biarkanlah sang ahli ilmu tersebut menjadi rujukan pribadi masing-masing. Dan rujukan ilmu akhirat adalah siapapun yang mengajarkan Al Quran dan Hadis.
Efektifnya, "Carilah ilmu kepada mereka yang adil". Adil disini, meletakkan ilmu keduanya pada tujuan yang sama. Menuju Ridho Allah Ta'ala. 
(Salah satu instagram 'idola', silahkan di follow.)
Perjalanan panjang kita butuh bekal yaitu Amal.



Bagaimanapun awalnya, dan prosesnya jika tujuan kita sama yaitu beristirahat di Surga (jannah-Nya). Maka proses dari awal yang gamang akan terus mencari kebenaran yang sesuai dengan tujuan akhir. In Shaa Alloh, dengan petunjuk-Nya semua kesedihan menjadi pahala dan kesalahan terampuni.

Terus semangat perbaiki diri. Karena Muslim/ah yang untung adalah mereka yang melakukan lebih baik hari ini dibanding hari kemarin. Sebaliknya, mereka yang melakukan kebaikan hari ini kurang dari hari kemarin adalah Muslim/ah yang merugi.

Bismillah, yuk berfoya-foya meraih Ridho dan pahala dari Allah Ta'ala.

Tanah Rantau 
Hong Kong 
Jum'at, 20 Januari 2017

Jumat, 30 Desember 2016

Next Plan (merantau)


Assalammu’alaykum…

Setelah berdiskusi dan menemukan tujuan selanjutnya, menuju kepulangan ke Indonesia. Ada beberapa hal yang harus disiapkan. Dari berkas hingga dana yang terkumpul. Alhamdulillah, masih dalam proses perundingan.
Untuk negara tujuan yang ingin disinggahi adalah Jepang. Dari pencarian di media sosial, ada beberapa rangkuman yang tertulis. Yuk, mulai kita tulis…

1.) Pertama dari Akun YouTube ‘Andhika Sarasono’. Beliau adalah Mahasiswa di Dhosiha University dengan menempuh pendidikan Master (MBA).
Sebelum mendaftar, harus mempersiapkan :

·         Test english (Toefl/ IELTS) sesuai yang berlaku di negara tujuan,

·         GMAT,

·         Dengan biaya kuliah selama 2 (Dua) tahun sebesar 1.5 juta yen hingga 2 juta yen. Bisa di angsur persemester,

·         Kelengkapan berkas S1, serta tabungan orang tua sebesar 100 juta rupiah di rekening. Dan teliti universitas dan kota tujuan bias dari web.

Biaya akomodasi tiap bulan di Kyoto:
1. Rumah             : 25,000 Y
2. Transport        : 5,000 Y
3. Buku & ATK    : 5,000 Y
4. Asuransi          : 1,200 Y
5. Listrik               : 1,300 Y
6. Hiburan           : 5,000 Y
7. Shopping         : 5,000 Y
8. Makan luar     : 5,000 Y
9. Belanja bln     : 5,000 Y
               Total      57,500 Y

2.) Kedua dari Akun YouTube ‘Steph Choi’. Dia Mahasiswa Jepang yang pernah KGSP di SNU. Dan aku salut banget sama perjuangan dia.
a. Haken : Employment Agency (Agen tenaga kerja)
b. Pilihan pekerjaan : Cleaning Public Areas, Event staff, Hotel Dinner Staff, Factory Work, Taste tester people. It’s Random Jobs can take from Town Work Magazine.
c. Payment usually ranges from 800 – 1100 Y. Depending on the job/ hours.

3.) ‘Iqbal Qombay’
a. Arubayto : Pekerjaan paruh waktu oleh pelajar.
Karena ada perbedaan antara pekerja dan pelajar. Buku bisa diambil di stasiun, di tempel di toko, web di internet. Dan yang utama Shokai (Kenalan orang dalam).
b. Cara melamar pekerjaan :
                Telp tempat tujuan, Tulis surat lamaran  (di toko / supermarket ) 100 – 200 Y dengan 5 lembar., Wawancara (Mensetsu), Selanjutnya akan diberi tahu Deadline pemberitahuan dari perusahaan (1 – 2 minggu). Menurut Iqbal minimal pendapatan sekitar 95,200 Y tiap Bulan ( sesuai perhitunganku)
c. Memiliki KTP Japan. Memiliki Nilai tes bahasa jepang.

4.) Selanjutnya bisa dibaca di ikanursetiyawati.com/looking-for-part-time-job.

 Dari sekian informasi yang masih aku cari. Mendapat beasiswa adalah hal terbaik. Karena suka duka hidup di luar negeri adalah mempertaruhkan WAKTU. Gambaran biaya seperti diatas, dengan tergantung pada pribadi masing - masing.


 

Diamond Hill - Hong Kong feel like in Japan Korea

Sabtu, 17 Desember 2016

Sepotong Roti selai Cokelat

Saat usia anak sekolah dasar, coklat adalah hal lumrah yang disukai. Tapi, hingga usia dewasa wanita-ice cream dan coklat menjadi hal penting dalam kehidupan. Terutama saat ini, tinggal di negeri rantau. Bukan hal aneh bagi seorang wanita dewasa.
Wanita. Ibu-Mbak adalah orang terdekat yang Alloh Ta'ala berikan dalam kehidupanku. Rantau menjadi jarak kita. Namun cara pikir kita selalu sejalan, pulang. Dan aku temukan wanita-wanita hebat disini. Yang selalu menjadi teman dalam kebaikan.
Saat satu persatu wanita itu pulang. Ada ketakutan dalam hati. "Akankah aku temukan lagi setelah mereka pergi jauh dariku?, wanita yang bisa saling memahami- memaafkan- menasehati bahkan bisa mengajak lebih baik dalam kehidupan." Yups, karena kodrat wanita adalah ingin dipimpin.
...

Teringat sepotong roti tawar dengan olesan cokelat di sebuah pagi.
Aku berjalan keluar gerbang besi gedung sekolah dasar di wilayah Rungkut Tengah- Surabaya. Hari itu jadwal kelasku olahraga pagi. Tepat setelah sholat subuh kita sudah memasuki ruang kelas. Unik menurutku, karena jam itu anak Lisa ran usia 10 tahun sudah di wajib kan berjalan sendiri di pagi gulita. Kenangan terindah. Tssah 
Usai jam olahraga, aku ada waktu istirahat untuk sarapan. Alhamdulillah, ada temen baru. Waktu itu aku anak pindahan, belum hafal setiap nama temen. Tapi ikut aja. Hhhi
Bekal "Roti selai coklat" adalah kesan manis dari persahabatan kita. Hingga aku ikut kerumahnya yang ternyata di gang sama dengan tempat tinggalku.
...

Menikmati hidup dengan berbagi adalah kebahagiaan.
Meresapi setiap proses yang dilalui dengan pembelajaran.
Begitu banyak cara untuk pengambilan keputusan dalam hidup.
Layaknya 'Roti selai cokelat', kamu bisa menyukai sejak awal menikmatinya. Sesekali saat kau ingin. Ataupun memilih yang lain. Namun patut kamu coba.
Lihatlah reaksi dari tindakan positif itu.
...

Aku masih pada pemikiran, "Usia muda harus berani mencoba hal baru, dengan mengambil pelajaran dalam hal tersebut."
Sayang kan? Jika apa yang bisa diusahakan tak dimanfaatkan.
Tapi... jika itu semakin tak membantu apapun. Bisa kok ditinggalkan, semua sesuai hati dan kesopanan.
Toh bukan sebuah 'dosa' jika tak sesuai kehendak ketentuan manusia lainnya.
...

Alhamdulillah, melepas hal satu. Tawaran berkontribusi dalam kebaikan selanjutnya menghampiri. Betapa niat itu selalu berbarengan dengan jalan yang Alloh Ta'ala beri.
Keep spirit! Keep positive thinking! 화이팅!!

With 'women' at Consulate RI in Hongkong 

Minggu, 20 November 2016

innisfree and Hong Kong

Sejuk udara Minggu 20 Nopember 2016 membawaku pada jadwal sedikit bebas. Hingga aku memiliki waktu untuk mampir sejenak di toko kosmetik.
Lucu sih karena dulu aku sering banget ngomong sama teman-teman, "Kapan sih kita masuk toko bedak buat cek harga atau sekedar tau produk apa yang lagi hitz dikalangan wanita?". Kebayang aja keseruan segerombol wanita memasuki ruang penuh alat make-up, tanpa tau fungsi detail setiap alat yang di lihat. Karena selama berteman kita gak ada yang suka menunjukkan kepandaian berdandan.
Hong Kong sendiri menjadi pasar internasional. Segala macam nama brand -- jenis bahan -- kelas pasar sebuah produk kecantikan tersedia lengkap. Dari SK II, Dior, Etude, hingga Viva. Produk Negara Eropa, Asia hingga Negeri tercinta Indonesia.
Pagi ini untuk pertama kalinya aku tertarik pada sebuah toko yang bernama ETUDE. Para penjaga toko dengan sangat lancar mengucapkan "Annyong haseyo" kepada setiap pengunjung, yang dalam bahasa perdagangan "Hallo, silahkan" (yang aku tau). Ini mengingatkanku pada toko kosmetik favorit setelah SaSa dan Bonjour, yaitu innisfree.
Antara ETUDE dan innisfree memiliki kesamaan yaitu berasal dari Korea. Negara yang booming dengan "uljang", referensi tutorial make-up para remaja di blogger maupun vlog. Dengan para pengunjung yang dating disambut dengan sapaan khas yaitu "annyong haseyo".
***
Pada awal Oktober 2016, aku menemani Kak Put untuk hari bersamanya. Setelah menikmati hari bersama, kami mampir di salah satu cabang innisfree di wilayah Central - Hong Kong. Dengan adanya promo, kami mendapatkan extra item untuk pembelian item tertentu. Tanpa kita sangka, pembelian itu menjadi batas minimum untuk mendapatkan membercard.
Dengan alasan aku yang masih lama disini. Maka kartu member menjadi milikku. Dengan mengisi sejumlah data pada aplikasi pendaftaran online. Yang utama adalah Nama, email dan password. Dalam waktu beberapa menit, kartu member sudah bisa diterima lengkap dengan bonus pembelian.
Kenapa innisfree lebih kita pilih?
Alasan yang utama adalah bahan alami yang mereka kampanyekan. Bebas percobaan pada binatang, serta harga bersaing yang masih terjangkau dengan kantong perantau.
(Extra bonus from innisfree on October)
Produk utama yang selalu aku minati adalah Facial Mask yang benar-benar nyaman digunakan dan beraroma alam. Paling suka adalah ekstrak mawar.
Dengan musim yang sangat sering berubah. Masker wajah adalah senjata paling mudah untuk menjaga kelembaban kulit. Apalagi untuk tipe wanita yang gak suka perawata ribet layaknya para wanita putih nan cantik pada umumnya. (dalam kutip, aku) hhhhi
***
Masker wajah memiliki tempat tersendiri di hatiku. etdah?!
Awal dulu suka pakai masker beras. Karena ada Budhe yang selalu membuatnya, jadi aku ikut menikmati hasilnya. Setelah sekitar 3 thn berdiam diri dari alat - alat lukis wajah, aku tertular sakit cacar. Nangis sejadi-jadinya, hingga minum ramuan tebu + daun seledri china setiap hari.
Alhamdulillah, setelah sembuh total. Bekas masih terlihat, dan sangat membuat frustasi. Saat itulah aku mulai kembali memakai dan memilih masker wajah.
Nah, kalau sedikit coret-coret di wajah sejak masuk kerja di keuangan. Banyak di coret-coret saat usia sekolah dasar hingga usia cukup bekerja. Sempat berhenti dengan penyesuaian kebutuhan fungsi mencorat-coret. Dan sekarang sepertinya ingin bisa (lagi), untuk kelak kalau jadi istri. wkwkwk
Selama disini aku memang tidak sembarang membeli barang kecantikan. Karena sebagai muslimah, harus bisa memilih produk yang sesuai dengan kaedah Islam, Halal dan bebas Haram. Dengan mempelajari berbagai informasi online dan langsung melihat ke-halalan produk, maka bisa sedikit memberi ruang untuk merasa aman menggunakan alat kecantikan.
***
Jadi, innisfree sendiri berkomitmen untuk menggunakan produk alam seperti teh hijau dan yang utama adalah kandungan lumpur volcanic di Pulau Jeju - Korea Selatan utntuk kesehatan dan kecantikan kulit. Bisa di cek di global.innisfree.co
This is My experience about favorite product while in Hong Kong.
(Salah satu masker yang paling nyaman aromanya dan produk lainnya)

Sabtu, 29 Oktober 2016

Tentang "Pekerja"

"Berada pada kondisi nyaman tak selalu menyamankan"
 
Langit pagi mulai terlihat selalu mendung, udara semilir terasa lebih dingin dan kemunculan sengat mentari terbatas di jam 12 hingga jam 2 siang. Is it Winter?
 
Alhamdulilah, Minggu berganti dan terus dengan semangat baru dari para teman dan senior yang selalu memberi nasehat serta ilmu baru saat bertemu. Dengan kondisi pekerjaan semakin setabil, organisasi semakin solid dan masyarakat Indonesia di Hong Kong yang semakin sadar dengan pentingnya mengelola keuangan (Ini terlalu formal kayaknya).
 
Setelah beberapa Minggu terlalu sibuk yang benar-benar sibuk dengan urusan rutinitas. Minggu ini begitu ingin memanjakan diri. Kaget dengan rasa sedihnya Ibu karena aku ngilang beberapa hari. Padahal juga aktif di faebook dan instagram. Sampai di akhir telepon Ibu nangis, katanya masih kangen suara anaknya. Jika sudah begini, kayaknya lucu kalau beliau sering di telepon. "Ono opo Nak? kok sering telpon. Ibu jek repot. Sesok telpon maneh ya."
 
Sempat pada kondisi layaknya anak kecil, dimana sering off akun media sosial. Hanya untuk melegakan hati dan pikiran. Dan menghadapi kenyataan bahwa hidup itu ya disini, Nyatanya tubuh dan elemen kehidupan adalah berada pada jarak tempuh 4 jam dari Jakarta menuju Hong Kong dengan masapai pesawat Garuda.
 
Dengan mengalami peristiwa kaget oleh sikap Ibu. Kecintaan seorang Ibu itu lebih besar dari kecintaan anak kepadanya.
 
Sesibuk apapun beliau, dengan segala rutinitasnya ada anak yang selalu dalam benak dan doa. Mungkin sudah biasa bagi orang lain. Namun dengan kondisiku yang sering berpisah dengan Ibu yang super sibuk di masa mudanya. Saat ini adalah pengingat untukku tentang cinta yang lebih tulus yang Allah Ta'ala tunjukkan kepadaku.
 
***
 
Mengingat kembali pada masa kejenuhanku kepada rutinitas kerja di sebuah perkantoran. Terkadang ada rindu untuk menikmatinya. Bukan soal kenyamanannya yang terlihat begitu santai, dating sesuai jadwal, pulang melebihi jam terhitung lembur. Bukan pada poin itu, melainkan pada saat semangat membara untuk menyelesaikan laporan hingga menyiapkan berkas akreditasi. Yang waktu itu aku dan tim harus tidur di kantor bahkan saat bulan Ramadhan.
 
Disinipun aku sering tidur pada jam menjelang pagi untuk menyelesaikan tugas di luar pekerjaan pokok. Namun harus menyelesaikan sendiri. Dan kadang, aku mencari teman begadang walau hanya ditemani melalui media sosial seperti whatsapp, ataupun messenger.
 
Terasa sekali perbedaan dan kerinduan jiwa seorang pekerja.
 
***
 
2017 tinggal hitungan minggu. Besok memasuki bulan Nopember 2016. Cukup singkat jika diingat kembali waktu yang terlewati disini.
 
Dan... Ibu dengan entengnya menanyakan,"Kurang 3 bulan lagi ya Nak, kamu pulang?" Ini itu rasanya kok aku yang terlalu salah menyampaikan kepulangan. Apa malah Ibu yang sangat berat rindunya kepadaku? Tsaaaah. Padahal masih lebih dari itu kepulanganku.
 
Pengelolahan usaha dirumah seutuhnya dikendalikan oleh Ibu. Jika ada kesulitan, aku bertindak sebagai penasehat yang kadang juga harus siap dengan penolakannya.
 
Kembali lagi pada kesiapan pada mental diri. Pekerja dan seorang pimpinan adalah sebuah sikap yang harus terus dipelajari dan selalu berkesinambungan satu dengan lainnya. Jika suatu pekerjaan menjadikan diri sebagai pekerja, maka pimpinan adalah pada diri. Jika pimpinan menjadi suatu jati diri, maka pekerja (an) menjadi prestasi.
 
Pict: Jejak langkah di Autumn mid Festival. Victoria Park - Hong Kong.
 
 

Selasa, 04 Oktober 2016

Waktu (4 thn)

"Kesiapan diri untuk suatu tujuan dibuktikan dengan tindakan serius yang nyata"

Semenjak memutuskan untuk merantau dan melewati awal usia dua puluh di Hong Kong. Beberapa hal penting dalam keluarga tak bisa menikmati langsung prosesnya.
Terkadang ada salah paham sederhana, yang dibicarakan melalui telephon bisa terselesaikan. Ada peristiwa yang sangat tak terduga juga hadir. Seperti saat ibu jatuh, terluka. Membuat panik tak terhingga. Dan rasanya waktu itu ingin pulang segera.

Peristiwa itu mengingatkanku pada  Mas Har, "Kamu yakin bisa menetap tinggal jauh dengan Ibu dan Bapak? Jika terjadi hal yang tak kamu inginkan. Pasti panik , sedangkan kamu belum tentu bisa segera hadir untuk mereka."
Yups, kepanikan itu sudah dua kali aku alami. Memang rasanya lebih sulit dari bertahan hidup sendiri disini. Jika hari berganti, hal kemarin akan terlupakan. Tapi tidak berlaku saat orang tercinta terluka, dan diri tak hadir disampingnya. Perih.

Komunikasi dengan keluarga, hal wajib. Mereka selalu menanyakan kegiatanku. Yang utama adalah, "Nurma sibuk banget ya di hari Minggu?, kenapa jarang telpon?"
Ada kesedihan dimana hari Minggu keluarga menikmati libur dan ingin berbicara banyak hal. Sedangkan aku memiliki jadwal padat.

Rasa ini akan menjadi suatu cerita pengalaman di hari selanjutnya. Kegiatan menjadi volunteer di beberapa organisasi membuatku belajar menerima dan mengatasi komplain. Bahkan di tempat magang tak jauh beda. Lucu sih rasanya, pahit-pahit sedih gitu. Tapi cukup membuat otak ini bekerja lebih  jernih lagi. Dan gak cengeng. Hhhhi
Sejak berada disini selama 8 bulan aku memutuskan untuk melanjutkan study. 4 bulan kemudian mengikuti organisasi sekolah. 6 bulan kemudian masuk organisasi nasional yang membuka cabang di Hong Kong. Selanjutnya, 6 bulan kemudian magang di kedutaan Indonesia.

Disinilah titik adrenaline terpacu lebih dari apa yang terjadi saat di tanah air. Bekerja keras memang sudah menjadi kebiasaan.
Diluar dugaan pastinya. Dibuat sederhana bisa, belajar oke, uji kemampuan apalagi.
Dimana kagiatan tersebut disini menyita strategi. Hingga Minggu adalah jadwal terpadat yang aku alami. Bahkan, setiap jam yang direncanakan harus matang 3-4 hari sebelumnya. Membagi tugas tiap minggu untuk organisasi dan bekerja, senin hingga rabu bisa untuk organisasi. Kamis hingga sabtu, full kerja.

Apa yang aku lakukan belum maksimal, dimana semua peran tak bisa maksimal di tiap masing bagian. Hingga terbesit, "Apa harus aku lepas semua amanah ini?". Namun jika dipikir ulang, ingat sebuah kata mutiara,"berbuat baiklah sebanyak mungkin. Karena kita tidak tahu kebaikan mana yang akan membawa ke Syurga."

Sudah pernah kehilangan satu amanah. Yang itu tidak ada pemberitahuan sebelumnya. Memang bukan sebuah hal aneh, karena pada saat itu aku menerima amanah sama yang mungkin bertolak belakang dengan amanah lainnya.

Berada pada posisi berseberangan membuatku berdiri pada keadaan bimbang. Posisi manakah yang harus aku lanjutkan?. Terkadang ingin acuh, lakukan saja semampu saat ini. Toh bukan suatu pekerjaan yang utama.

Dalam menjalaninya aku selalu mempunyai teman yang siap aku serbu pertanyaan. Apapun itu. Tentang informasi negara, organisasi, hingga baiknya aku melangkah di bagian mana?. Mereka adalah terbaik.

Empat tahun berlalu. Saatnya mempersiapkan langkah kemana- dimana - apa selanjutnya. Ada teman berkata sebelum aku berangkat, "Orang yang sudah betah di luar negeri, pasti setelah pulang akan ke luar negeri lagi." Yups, dulu aku menyangkalnya. Dengan segala kesempatan yang ada, aku mulai setuju dengan kata itu. Akankah aku tak pantang menyerah untuk langkah itu? Dengan cara yang lebih menantang?

Ya, empat tahun dengan tambahnya usia. Keluarga mulai menanyakan "sudah siap menikah?". Padahal dua tahun lalu, di tolak halus jika ingin menikah muda. Lucu, dan lagi pahit-pahit sedih. Ternyata aku dihadapkan pada pemikiran ini. Dan... kesiapan untuk menikah adalah hal yang masih aku ungkapkan "takut". 
 
Menunggu, kesabaran yang utama. Jika suatu saat sang pangeran tiba. Akan ada janji sehidup sesurga, bayar semua waktu yang terlewati sendiri ini dengan kebersamaannya.
"Istri sholeha yang dijamin masuk melalui 8 pintu surga" ini adalah tujuan hidup utama seorang wanita. 
Semangat menikmati waktu muda. Hai, Hong Kong!!! 4 tahun aku hidup disini. Negara dengan lautnya tak pernah sepi. Bertemunya budaya timur dengan barat. Perusahaan internasional dengan berbagai warga negara bekerja di dalamnya. Tak pernah sepi dari mainland, hingga kehidupan tunawisma yang jelas ada. Empat musim yang cukup bersahabat. Dan tempat mendaki ter-enak yang pernah ada.

Em koi sai
Autumn, 4 Oct 2016