Jumat, 30 Desember 2016

Next Plan (merantau)


Assalammu’alaykum…

Setelah berdiskusi dan menemukan tujuan selanjutnya, menuju kepulangan ke Indonesia. Ada beberapa hal yang harus disiapkan. Dari berkas hingga dana yang terkumpul. Alhamdulillah, masih dalam proses perundingan.
Untuk negara tujuan yang ingin disinggahi adalah Jepang. Dari pencarian di media sosial, ada beberapa rangkuman yang tertulis. Yuk, mulai kita tulis…

1.) Pertama dari Akun YouTube ‘Andhika Sarasono’. Beliau adalah Mahasiswa di Dhosiha University dengan menempuh pendidikan Master (MBA).
Sebelum mendaftar, harus mempersiapkan :

·         Test english (Toefl/ IELTS) sesuai yang berlaku di negara tujuan,

·         GMAT,

·         Dengan biaya kuliah selama 2 (Dua) tahun sebesar 1.5 juta yen hingga 2 juta yen. Bisa di angsur persemester,

·         Kelengkapan berkas S1, serta tabungan orang tua sebesar 100 juta rupiah di rekening. Dan teliti universitas dan kota tujuan bias dari web.

Biaya akomodasi tiap bulan di Kyoto:
1. Rumah             : 25,000 Y
2. Transport        : 5,000 Y
3. Buku & ATK    : 5,000 Y
4. Asuransi          : 1,200 Y
5. Listrik               : 1,300 Y
6. Hiburan           : 5,000 Y
7. Shopping         : 5,000 Y
8. Makan luar     : 5,000 Y
9. Belanja bln     : 5,000 Y
               Total      57,500 Y

2.) Kedua dari Akun YouTube ‘Steph Choi’. Dia Mahasiswa Jepang yang pernah KGSP di SNU. Dan aku salut banget sama perjuangan dia.
a. Haken : Employment Agency (Agen tenaga kerja)
b. Pilihan pekerjaan : Cleaning Public Areas, Event staff, Hotel Dinner Staff, Factory Work, Taste tester people. It’s Random Jobs can take from Town Work Magazine.
c. Payment usually ranges from 800 – 1100 Y. Depending on the job/ hours.

3.) ‘Iqbal Qombay’
a. Arubayto : Pekerjaan paruh waktu oleh pelajar.
Karena ada perbedaan antara pekerja dan pelajar. Buku bisa diambil di stasiun, di tempel di toko, web di internet. Dan yang utama Shokai (Kenalan orang dalam).
b. Cara melamar pekerjaan :
                Telp tempat tujuan, Tulis surat lamaran  (di toko / supermarket ) 100 – 200 Y dengan 5 lembar., Wawancara (Mensetsu), Selanjutnya akan diberi tahu Deadline pemberitahuan dari perusahaan (1 – 2 minggu). Menurut Iqbal minimal pendapatan sekitar 95,200 Y tiap Bulan ( sesuai perhitunganku)
c. Memiliki KTP Japan. Memiliki Nilai tes bahasa jepang.

4.) Selanjutnya bisa dibaca di ikanursetiyawati.com/looking-for-part-time-job.

 Dari sekian informasi yang masih aku cari. Mendapat beasiswa adalah hal terbaik. Karena suka duka hidup di luar negeri adalah mempertaruhkan WAKTU. Gambaran biaya seperti diatas, dengan tergantung pada pribadi masing - masing.


 

Diamond Hill - Hong Kong feel like in Japan Korea

Sabtu, 17 Desember 2016

Sepotong Roti selai Cokelat

Saat usia anak sekolah dasar, coklat adalah hal lumrah yang disukai. Tapi, hingga usia dewasa wanita-ice cream dan coklat menjadi hal penting dalam kehidupan. Terutama saat ini, tinggal di negeri rantau. Bukan hal aneh bagi seorang wanita dewasa.
Wanita. Ibu-Mbak adalah orang terdekat yang Alloh Ta'ala berikan dalam kehidupanku. Rantau menjadi jarak kita. Namun cara pikir kita selalu sejalan, pulang. Dan aku temukan wanita-wanita hebat disini. Yang selalu menjadi teman dalam kebaikan.
Saat satu persatu wanita itu pulang. Ada ketakutan dalam hati. "Akankah aku temukan lagi setelah mereka pergi jauh dariku?, wanita yang bisa saling memahami- memaafkan- menasehati bahkan bisa mengajak lebih baik dalam kehidupan." Yups, karena kodrat wanita adalah ingin dipimpin.
...

Teringat sepotong roti tawar dengan olesan cokelat di sebuah pagi.
Aku berjalan keluar gerbang besi gedung sekolah dasar di wilayah Rungkut Tengah- Surabaya. Hari itu jadwal kelasku olahraga pagi. Tepat setelah sholat subuh kita sudah memasuki ruang kelas. Unik menurutku, karena jam itu anak Lisa ran usia 10 tahun sudah di wajib kan berjalan sendiri di pagi gulita. Kenangan terindah. Tssah 
Usai jam olahraga, aku ada waktu istirahat untuk sarapan. Alhamdulillah, ada temen baru. Waktu itu aku anak pindahan, belum hafal setiap nama temen. Tapi ikut aja. Hhhi
Bekal "Roti selai coklat" adalah kesan manis dari persahabatan kita. Hingga aku ikut kerumahnya yang ternyata di gang sama dengan tempat tinggalku.
...

Menikmati hidup dengan berbagi adalah kebahagiaan.
Meresapi setiap proses yang dilalui dengan pembelajaran.
Begitu banyak cara untuk pengambilan keputusan dalam hidup.
Layaknya 'Roti selai cokelat', kamu bisa menyukai sejak awal menikmatinya. Sesekali saat kau ingin. Ataupun memilih yang lain. Namun patut kamu coba.
Lihatlah reaksi dari tindakan positif itu.
...

Aku masih pada pemikiran, "Usia muda harus berani mencoba hal baru, dengan mengambil pelajaran dalam hal tersebut."
Sayang kan? Jika apa yang bisa diusahakan tak dimanfaatkan.
Tapi... jika itu semakin tak membantu apapun. Bisa kok ditinggalkan, semua sesuai hati dan kesopanan.
Toh bukan sebuah 'dosa' jika tak sesuai kehendak ketentuan manusia lainnya.
...

Alhamdulillah, melepas hal satu. Tawaran berkontribusi dalam kebaikan selanjutnya menghampiri. Betapa niat itu selalu berbarengan dengan jalan yang Alloh Ta'ala beri.
Keep spirit! Keep positive thinking! 화이팅!!

With 'women' at Consulate RI in Hongkong 

Minggu, 20 November 2016

innisfree and Hong Kong

Sejuk udara Minggu 20 Nopember 2016 membawaku pada jadwal sedikit bebas. Hingga aku memiliki waktu untuk mampir sejenak di toko kosmetik.
Lucu sih karena dulu aku sering banget ngomong sama teman-teman, "Kapan sih kita masuk toko bedak buat cek harga atau sekedar tau produk apa yang lagi hitz dikalangan wanita?". Kebayang aja keseruan segerombol wanita memasuki ruang penuh alat make-up, tanpa tau fungsi detail setiap alat yang di lihat. Karena selama berteman kita gak ada yang suka menunjukkan kepandaian berdandan.
Hong Kong sendiri menjadi pasar internasional. Segala macam nama brand -- jenis bahan -- kelas pasar sebuah produk kecantikan tersedia lengkap. Dari SK II, Dior, Etude, hingga Viva. Produk Negara Eropa, Asia hingga Negeri tercinta Indonesia.
Pagi ini untuk pertama kalinya aku tertarik pada sebuah toko yang bernama ETUDE. Para penjaga toko dengan sangat lancar mengucapkan "Annyong haseyo" kepada setiap pengunjung, yang dalam bahasa perdagangan "Hallo, silahkan" (yang aku tau). Ini mengingatkanku pada toko kosmetik favorit setelah SaSa dan Bonjour, yaitu innisfree.
Antara ETUDE dan innisfree memiliki kesamaan yaitu berasal dari Korea. Negara yang booming dengan "uljang", referensi tutorial make-up para remaja di blogger maupun vlog. Dengan para pengunjung yang dating disambut dengan sapaan khas yaitu "annyong haseyo".
***
Pada awal Oktober 2016, aku menemani Kak Put untuk hari bersamanya. Setelah menikmati hari bersama, kami mampir di salah satu cabang innisfree di wilayah Central - Hong Kong. Dengan adanya promo, kami mendapatkan extra item untuk pembelian item tertentu. Tanpa kita sangka, pembelian itu menjadi batas minimum untuk mendapatkan membercard.
Dengan alasan aku yang masih lama disini. Maka kartu member menjadi milikku. Dengan mengisi sejumlah data pada aplikasi pendaftaran online. Yang utama adalah Nama, email dan password. Dalam waktu beberapa menit, kartu member sudah bisa diterima lengkap dengan bonus pembelian.
Kenapa innisfree lebih kita pilih?
Alasan yang utama adalah bahan alami yang mereka kampanyekan. Bebas percobaan pada binatang, serta harga bersaing yang masih terjangkau dengan kantong perantau.
(Extra bonus from innisfree on October)
Produk utama yang selalu aku minati adalah Facial Mask yang benar-benar nyaman digunakan dan beraroma alam. Paling suka adalah ekstrak mawar.
Dengan musim yang sangat sering berubah. Masker wajah adalah senjata paling mudah untuk menjaga kelembaban kulit. Apalagi untuk tipe wanita yang gak suka perawata ribet layaknya para wanita putih nan cantik pada umumnya. (dalam kutip, aku) hhhhi
***
Masker wajah memiliki tempat tersendiri di hatiku. etdah?!
Awal dulu suka pakai masker beras. Karena ada Budhe yang selalu membuatnya, jadi aku ikut menikmati hasilnya. Setelah sekitar 3 thn berdiam diri dari alat - alat lukis wajah, aku tertular sakit cacar. Nangis sejadi-jadinya, hingga minum ramuan tebu + daun seledri china setiap hari.
Alhamdulillah, setelah sembuh total. Bekas masih terlihat, dan sangat membuat frustasi. Saat itulah aku mulai kembali memakai dan memilih masker wajah.
Nah, kalau sedikit coret-coret di wajah sejak masuk kerja di keuangan. Banyak di coret-coret saat usia sekolah dasar hingga usia cukup bekerja. Sempat berhenti dengan penyesuaian kebutuhan fungsi mencorat-coret. Dan sekarang sepertinya ingin bisa (lagi), untuk kelak kalau jadi istri. wkwkwk
Selama disini aku memang tidak sembarang membeli barang kecantikan. Karena sebagai muslimah, harus bisa memilih produk yang sesuai dengan kaedah Islam, Halal dan bebas Haram. Dengan mempelajari berbagai informasi online dan langsung melihat ke-halalan produk, maka bisa sedikit memberi ruang untuk merasa aman menggunakan alat kecantikan.
***
Jadi, innisfree sendiri berkomitmen untuk menggunakan produk alam seperti teh hijau dan yang utama adalah kandungan lumpur volcanic di Pulau Jeju - Korea Selatan utntuk kesehatan dan kecantikan kulit. Bisa di cek di global.innisfree.co
This is My experience about favorite product while in Hong Kong.
(Salah satu masker yang paling nyaman aromanya dan produk lainnya)

Sabtu, 29 Oktober 2016

Tentang "Pekerja"

"Berada pada kondisi nyaman tak selalu menyamankan"
 
Langit pagi mulai terlihat selalu mendung, udara semilir terasa lebih dingin dan kemunculan sengat mentari terbatas di jam 12 hingga jam 2 siang. Is it Winter?
 
Alhamdulilah, Minggu berganti dan terus dengan semangat baru dari para teman dan senior yang selalu memberi nasehat serta ilmu baru saat bertemu. Dengan kondisi pekerjaan semakin setabil, organisasi semakin solid dan masyarakat Indonesia di Hong Kong yang semakin sadar dengan pentingnya mengelola keuangan (Ini terlalu formal kayaknya).
 
Setelah beberapa Minggu terlalu sibuk yang benar-benar sibuk dengan urusan rutinitas. Minggu ini begitu ingin memanjakan diri. Kaget dengan rasa sedihnya Ibu karena aku ngilang beberapa hari. Padahal juga aktif di faebook dan instagram. Sampai di akhir telepon Ibu nangis, katanya masih kangen suara anaknya. Jika sudah begini, kayaknya lucu kalau beliau sering di telepon. "Ono opo Nak? kok sering telpon. Ibu jek repot. Sesok telpon maneh ya."
 
Sempat pada kondisi layaknya anak kecil, dimana sering off akun media sosial. Hanya untuk melegakan hati dan pikiran. Dan menghadapi kenyataan bahwa hidup itu ya disini, Nyatanya tubuh dan elemen kehidupan adalah berada pada jarak tempuh 4 jam dari Jakarta menuju Hong Kong dengan masapai pesawat Garuda.
 
Dengan mengalami peristiwa kaget oleh sikap Ibu. Kecintaan seorang Ibu itu lebih besar dari kecintaan anak kepadanya.
 
Sesibuk apapun beliau, dengan segala rutinitasnya ada anak yang selalu dalam benak dan doa. Mungkin sudah biasa bagi orang lain. Namun dengan kondisiku yang sering berpisah dengan Ibu yang super sibuk di masa mudanya. Saat ini adalah pengingat untukku tentang cinta yang lebih tulus yang Allah Ta'ala tunjukkan kepadaku.
 
***
 
Mengingat kembali pada masa kejenuhanku kepada rutinitas kerja di sebuah perkantoran. Terkadang ada rindu untuk menikmatinya. Bukan soal kenyamanannya yang terlihat begitu santai, dating sesuai jadwal, pulang melebihi jam terhitung lembur. Bukan pada poin itu, melainkan pada saat semangat membara untuk menyelesaikan laporan hingga menyiapkan berkas akreditasi. Yang waktu itu aku dan tim harus tidur di kantor bahkan saat bulan Ramadhan.
 
Disinipun aku sering tidur pada jam menjelang pagi untuk menyelesaikan tugas di luar pekerjaan pokok. Namun harus menyelesaikan sendiri. Dan kadang, aku mencari teman begadang walau hanya ditemani melalui media sosial seperti whatsapp, ataupun messenger.
 
Terasa sekali perbedaan dan kerinduan jiwa seorang pekerja.
 
***
 
2017 tinggal hitungan minggu. Besok memasuki bulan Nopember 2016. Cukup singkat jika diingat kembali waktu yang terlewati disini.
 
Dan... Ibu dengan entengnya menanyakan,"Kurang 3 bulan lagi ya Nak, kamu pulang?" Ini itu rasanya kok aku yang terlalu salah menyampaikan kepulangan. Apa malah Ibu yang sangat berat rindunya kepadaku? Tsaaaah. Padahal masih lebih dari itu kepulanganku.
 
Pengelolahan usaha dirumah seutuhnya dikendalikan oleh Ibu. Jika ada kesulitan, aku bertindak sebagai penasehat yang kadang juga harus siap dengan penolakannya.
 
Kembali lagi pada kesiapan pada mental diri. Pekerja dan seorang pimpinan adalah sebuah sikap yang harus terus dipelajari dan selalu berkesinambungan satu dengan lainnya. Jika suatu pekerjaan menjadikan diri sebagai pekerja, maka pimpinan adalah pada diri. Jika pimpinan menjadi suatu jati diri, maka pekerja (an) menjadi prestasi.
 
Pict: Jejak langkah di Autumn mid Festival. Victoria Park - Hong Kong.
 
 

Selasa, 04 Oktober 2016

Waktu (4 thn)

"Kesiapan diri untuk suatu tujuan dibuktikan dengan tindakan serius yang nyata"

Semenjak memutuskan untuk merantau dan melewati awal usia dua puluh di Hong Kong. Beberapa hal penting dalam keluarga tak bisa menikmati langsung prosesnya.
Terkadang ada salah paham sederhana, yang dibicarakan melalui telephon bisa terselesaikan. Ada peristiwa yang sangat tak terduga juga hadir. Seperti saat ibu jatuh, terluka. Membuat panik tak terhingga. Dan rasanya waktu itu ingin pulang segera.

Peristiwa itu mengingatkanku pada  Mas Har, "Kamu yakin bisa menetap tinggal jauh dengan Ibu dan Bapak? Jika terjadi hal yang tak kamu inginkan. Pasti panik , sedangkan kamu belum tentu bisa segera hadir untuk mereka."
Yups, kepanikan itu sudah dua kali aku alami. Memang rasanya lebih sulit dari bertahan hidup sendiri disini. Jika hari berganti, hal kemarin akan terlupakan. Tapi tidak berlaku saat orang tercinta terluka, dan diri tak hadir disampingnya. Perih.

Komunikasi dengan keluarga, hal wajib. Mereka selalu menanyakan kegiatanku. Yang utama adalah, "Nurma sibuk banget ya di hari Minggu?, kenapa jarang telpon?"
Ada kesedihan dimana hari Minggu keluarga menikmati libur dan ingin berbicara banyak hal. Sedangkan aku memiliki jadwal padat.

Rasa ini akan menjadi suatu cerita pengalaman di hari selanjutnya. Kegiatan menjadi volunteer di beberapa organisasi membuatku belajar menerima dan mengatasi komplain. Bahkan di tempat magang tak jauh beda. Lucu sih rasanya, pahit-pahit sedih gitu. Tapi cukup membuat otak ini bekerja lebih  jernih lagi. Dan gak cengeng. Hhhhi
Sejak berada disini selama 8 bulan aku memutuskan untuk melanjutkan study. 4 bulan kemudian mengikuti organisasi sekolah. 6 bulan kemudian masuk organisasi nasional yang membuka cabang di Hong Kong. Selanjutnya, 6 bulan kemudian magang di kedutaan Indonesia.

Disinilah titik adrenaline terpacu lebih dari apa yang terjadi saat di tanah air. Bekerja keras memang sudah menjadi kebiasaan.
Diluar dugaan pastinya. Dibuat sederhana bisa, belajar oke, uji kemampuan apalagi.
Dimana kagiatan tersebut disini menyita strategi. Hingga Minggu adalah jadwal terpadat yang aku alami. Bahkan, setiap jam yang direncanakan harus matang 3-4 hari sebelumnya. Membagi tugas tiap minggu untuk organisasi dan bekerja, senin hingga rabu bisa untuk organisasi. Kamis hingga sabtu, full kerja.

Apa yang aku lakukan belum maksimal, dimana semua peran tak bisa maksimal di tiap masing bagian. Hingga terbesit, "Apa harus aku lepas semua amanah ini?". Namun jika dipikir ulang, ingat sebuah kata mutiara,"berbuat baiklah sebanyak mungkin. Karena kita tidak tahu kebaikan mana yang akan membawa ke Syurga."

Sudah pernah kehilangan satu amanah. Yang itu tidak ada pemberitahuan sebelumnya. Memang bukan sebuah hal aneh, karena pada saat itu aku menerima amanah sama yang mungkin bertolak belakang dengan amanah lainnya.

Berada pada posisi berseberangan membuatku berdiri pada keadaan bimbang. Posisi manakah yang harus aku lanjutkan?. Terkadang ingin acuh, lakukan saja semampu saat ini. Toh bukan suatu pekerjaan yang utama.

Dalam menjalaninya aku selalu mempunyai teman yang siap aku serbu pertanyaan. Apapun itu. Tentang informasi negara, organisasi, hingga baiknya aku melangkah di bagian mana?. Mereka adalah terbaik.

Empat tahun berlalu. Saatnya mempersiapkan langkah kemana- dimana - apa selanjutnya. Ada teman berkata sebelum aku berangkat, "Orang yang sudah betah di luar negeri, pasti setelah pulang akan ke luar negeri lagi." Yups, dulu aku menyangkalnya. Dengan segala kesempatan yang ada, aku mulai setuju dengan kata itu. Akankah aku tak pantang menyerah untuk langkah itu? Dengan cara yang lebih menantang?

Ya, empat tahun dengan tambahnya usia. Keluarga mulai menanyakan "sudah siap menikah?". Padahal dua tahun lalu, di tolak halus jika ingin menikah muda. Lucu, dan lagi pahit-pahit sedih. Ternyata aku dihadapkan pada pemikiran ini. Dan... kesiapan untuk menikah adalah hal yang masih aku ungkapkan "takut". 
 
Menunggu, kesabaran yang utama. Jika suatu saat sang pangeran tiba. Akan ada janji sehidup sesurga, bayar semua waktu yang terlewati sendiri ini dengan kebersamaannya.
"Istri sholeha yang dijamin masuk melalui 8 pintu surga" ini adalah tujuan hidup utama seorang wanita. 
Semangat menikmati waktu muda. Hai, Hong Kong!!! 4 tahun aku hidup disini. Negara dengan lautnya tak pernah sepi. Bertemunya budaya timur dengan barat. Perusahaan internasional dengan berbagai warga negara bekerja di dalamnya. Tak pernah sepi dari mainland, hingga kehidupan tunawisma yang jelas ada. Empat musim yang cukup bersahabat. Dan tempat mendaki ter-enak yang pernah ada.

Em koi sai
Autumn, 4 Oct 2016


Jumat, 02 September 2016

My Autumn

September

Hujan mulai rajin membasahi bumi, menyirami pohon kehidupan dengan keberhan dari sang pencipta. Memasuki musim Autumn di daratan Hong Kong.
Rintiknya bisa aku nikmati sejenak tanpa payung penghalang. Dengan tetesan mungil membasahi wajah sekaligus menatap mendung, rileksasi alami yang membuat tersenyum. Setelahnya aku bisa melihat awan putih tipis berjalan di luasanya langit biru.

Itulah suasana terindah setelah hujan. Langit cerah bahkan terkadang ada pelangi.

September ke4. 2016 adalah tahun ke empat aku disini. Alhamdulillah, banyak hal terselesaikan yang terpenting adalah target utama tuntas. Seperti yang tertulis di buku antalogi "Langkah menjemput sukses". Membaca kembali tulisan-tulisan yang telah usang, membuat ingatan kembali pada masa itu.

Koreksi diri menjadi renungan malam ini. Ibu, sosok peri di dunia yang kumiliki. Menjadi motivator untukku berusaha lebih baik. Yups, setiap orang punya misi tersendiri dalam hidupnya.

Belajar banyak disini. Semakin memahami bahwa dunia ini layaknya perantauan. Sejenak. Jika lalai, aku akan pulang tanpa bekal. Bukan hanya materi, kedewasaan, kesiapan kembali ke rumah. Menorehkan kebahagiaan kepada mereka yang tersayang yang setia menungguku pulang, my family.

Empat tahun. Semakin dewasakah aku?
"Ngambek-an"? Tetep. Tapi gak separah pas di rumah.
Ingat sekali waktu kerja di tanah air. Tiap pagi selalu berangkat dengan hati ngambek karena hal sepele, dengan naik motor bebek. Jadi pembalap kampung. Yang di setiap salah satu tikungan jalan raya jatuh, kepleset oleh pasir jalan. Bukan khawatir lecet, cuma seragam kerja sudah terkenal. Khawatirnya di laporin ke atasan rumah sakit. Kejadian ini bukan sekali-dua kali. Hampir setiap hari. Parahnya, astaghfirullah...
Balapannya berhenti saat sepeda tersebut berganti Matic. Karena penggantinya bersumber dari ibu. Aku gak berani, karena sepeda bebeknya murni hasil keringat sendiri.
Sejak saat itu, ada rasa gak nyaman jika masih egois atau minta sama orang tua. Ya, walau ibu bilang masih anak kecil di usia 18thn.

Waktu SMK juga lebih parah. Karena ibu telat jemput hingga maghrib (sekolah siang), bisa berani jalan sendiri sejauh 5 km. Anak kecil banget.

Dari beberapa teman yang sudah kenal 3 tahun lebih, mereka bilang aku masih suka 'ngambek'. Ini adalah sifat yang sudah mulai bisa aku kendalikan.
Masih terus berusaha dengan ini. Karena sudah mengenal keburukan diri, harus bisa mengimbangi dengan terus belajar tidak membuatnya berlebihan.

Setiap diri mempunyai kelebihan dan kekurangannya. Dengan mengenali itu, maka diri akan lebih siap memghadapi lingkungannya. Masih dengan September ke 4 di Hong Kong, terimakasih untuk kalian yang telah sabar membersamai Nurma, terutama Ibu ❤️.


Jumat, 12 Agustus 2016

Kesempatan terbaru

Sudah menjelang jam 1 pagi. Dengan kipas angin menyala tak seperti malam kemarin ataupun beberapa malam yang berlalu. Jendela kamar dengan berhadapan langsung pada gedung tinggi di sebelah flat. Gelap arah mata memandang, bukan melamun. Namun mencoba mengamati lampu dari ujung sana.
Mengingat keindahan nyala lampu pemukiman di wilayah lereng pegunungan pada malam hari. Menatap kagum dari balik jendela bis malam antar kota. Romantis bukan?
Beberapa jam lalu aku bertemu dengan teman lama, lama tak jumpa dan selalu ada cerita seru saat bertemu. Ia berasal dari Filiphina, dengan agama Nasraninya yang kuat.
Cerita di mulai dari rencana setelah selesai masa kerjanya di Hong Kong.  Berbekal informasi dan persiapan cukup matang, Ia memutuskan untuk bekerja di Macau. Salah satu yang ia inginkan adalah jam kerja yang fleksible, karena dengan jam kerja tersebut Ia bisa mengajar di salah satu gereja disana. Selain itu, Ia ingin bisa mengajak anak semata wayangnya tinggal beberapa bulan di Macau.
Seperti yang ada dalam pikiranku, bahwa hal baru yang baik harus segera dimulai. Mungkin itu juga berlaku bagi temanku ini. Dengan keputusannya yang penuh resiko, karena ia akan bekerja di Negara yang minim perlindungan terhadap pekerja asing. Namun tekad dan keyakinannya sudah utuh.
Satu yang aku patut contoh darinya, ilmu agama. Ia terus mempelajari kitabnya, dari ini aku selalu termotivasi. “Keimanan itu bertambah dengan belajar agama, sudah mengetahui Islam adalah agama yang hak. Masih malas-malasan dibanding Ia yang Non-Muslim?”
 
***
Waktu terus berjalan. Keinginan akan semakin berubah sesuai situasi dan kondisi. Dan rencana patut ditentukan lebih awal.
Alhamdulillah hingga saat ini ada kemungkinan terbaik dari keputusanku, pada bulan februari aku masih ingin secepatnya pulang. Ya, karena target kepulangan di tahun 2016 harus terlaksana. Namun, qodratullah aku harus bertahan hingga tahun depan. Ada beberapa alasan, yang terbaru adalah untuk memperbaiki data dokumen perjalanan serta dokumen tinggalku.
Dari beberapa informasi yang ku dapat, ada kemudahan untuk menyelesaikan perbaikannya disini daripada di Indonesia. Ya, karena terbayang bagaimana kerumitan disana, maka akan kucoba menyelesaikannya disini.
Sampai saat ini, aku masih berusaha mendapatkan informasi terbaik. Semoga ada kemudahan hingga semua telah benar dan sesuai. Aamiin
 

Antrian menunggu Bis malam di Tai O menuju Hong Kong

Rabu, 20 Juli 2016

Berbagi berbalas kebahagiaan

Setiap proses adalah menakjubkan.
Kesempatan atas hal baru selalu ingin aku manfaatkan. Bagaimana menyibukkan diri sekaligus memberi manfaat kepada sekitar.

Alhamdulillah, 5 bulan terhitung sejak awal promosi hingga saat ini. Terimakasih atas kepercayaan kalian. Dari orang yang belum--baru hingga sudah mengenal siapa Nurma.

Buku "Agenda Muslimah". Dengan desain sampul cantik dan berisi berbagai macam manfaat. Sejak awal melihatnya aku sudah jatuh cinta. Dengan itu, aku ingin bukan hanya aku saja yang menerima manfaat dari kemudahan dalam mengatur jadwal atau bahkan target saat ini hingga jangka panjang dalam buku agenda ini.

Bukankah ilmu akan hilang, kebutuhan akan menjadi angan jika hanya dipikirkan tanpa ditulis?
Ya. Atas dasar itu salah satunya. Maka tidak ada alasan untuk tidak memulai menawarkan produk tersebut.

Sudah puluhan buku telah terjual. Sebagai catatan pribadi, kado kepada sahabat hingga keluarga. Tentu saja bahagia telah ikut andil dalam kebahagiaan yang tersirat dari wajah para teman-teman yang telah membelinya.

📚Agenda Muslimah sendiri merupakan buku yang di desain apik. Terdiri dari:
➡️ Halaman Pembuka,
⏭ biodata, rencana tahunan, jadwal rutin, kalender (2016-2017), kalender wanita.

➡️ Halaman Rencana Bulanan,
⏭ pembatas bulanan, etika Muslim sehari-hari, Rencana bulanan.

➡️ Halaman Rencana Harian,
⏭ pembatas harian, etika Muslim sehari-hari, renana harian dan pojok Muhasabah.

***
Setelah memiliki Agenda Muslimah ini, aku merekomendasikan kepada teman terdekat. Yups, tujuannya agar semakin rapih jadwal serta terselesaikan dengan tepat waktu. Misal, target sholat tepat waktu; bangun di sepertiga malam; target khatam al Qur'an dan artinya.

Berbagi itu menyenangkan. Aku bukan salah satu contoh sempurna, namun kebahagiaan ikut hadir di dalam hatiku secara nyata. Kalian suka berbagi bukan?

Yuk... Terus mencoba hal positif dalam usia muda ini. In shaa Alloh membawa diri lebih siap dengan tantangan baru di hidup tua kelak. 😊

Oh ya, jangan di bayangkan untung di materinya. Dari awal memang tujuan utamanya sebagai sarana asah ilmu serta tambah pahala. Jadi... apapun jika Lillah akan hadir rejeki lebih (kebahagiaan itu gak bisa di beli).

Minggu, 10 Juli 2016

Memori untuk waktu

MF winter 2014 - time files 
Untuk hidup yang tak melulu soal cinta. Namun setiap hal yang dilakukan berlandaskan cinta, utama cinta kepada Tuhannya. Apakah masih ada yang meragukan kehadiran cinta?

Merasa kehilangan itu pasti saat tak jumpa menjadi hal baru. Dengan keadaan ini, ada sekelumit rasa untuk diobati. Bukan dibiarkan menjadi kerinduan dalam diam.

Minggu, 10 Juli 2016.
Terik mentari hari ini tak menghalangi meriahnya hari Raya 1437H di Hong Kong. Taman Lai Chi Kok Park - Mei Foo terlihat ramai dengan para Muslimah yang bersiap untuk merayakan hari besar umat Islam. 

Taman luas ini menjadi tujuan berkumpul dari sebagian orang Indonesia, selain Victoria Park - Causeway Bay. Sejak pagi mereka sudah mencari spot nyaman untuk berkumpul dan menjamu teman yang hadir. 

Layaknya lebaran di Indonesia. Para muslimah berpakaian terbaik, terbaru dan anggun. Hidangan khas raya pun tersedia lengkap. Kue hingga lontong sayur.

***
IMSA memilih spot di bukit rumput sekitar tenda putih Lai Chi Kok Park. Sejak jam 10 a.m para anggota bersiap di tempat dan mengkomunikasikan kepada anggota yang akan bergabung.

Dari MTR Exit A atau exit D bisa menjadi jalan keluar menuju tempat yang dituju. Melalui exit D akan terasa atmosfer lebaran sejak pintu keluar stasiun. Dengan berkumpulnya puluhan muslimah dengan menata alas serta perlengkapnya. Indonesia sekali.

Melalui exit A dengan jalur melewati apartment, lebih dekat namun uforianya sedikit berbeda. Karena agak sedikit sepi dari jalan exit D.

***
Saat berkumpul sudah tersedia berbagai hidangan khas. Ada satu hidangan yang menurutku istimewa yaitu empek-empek buatan Kak Cicih. Tak luput pertanyaan dan penjelasan tentang resep pembuatannya dari teman-teman yang hadir. Ada yang baru pertama kali menikmati masakan ini dan menjadi moment 'firstime'.

Berkumpul dengan seluruh keluarga IMSA, pasti ada pertanyaan "Dimana si Fulana?" Karena telat ataupun membagi jadwal untuk kunjungan ke tempat lain.

Saat pertanyaan itu muncul, ada seorang yang hatiku mencari namun otakku menahan tuk mengungkapkan.

Dia adalah Kak Ning. Minggu lalu ia telah meninggalkan Hong Kong. Mungkin bagi semuanya ini merupakan fase normal saat setiap orang datang dan pergi. Tapi kedekatan kita yang membuat berbeda, walau setiap hari komunikasi melalui kecanggihan yang ada. Munculnya rindu tetap hadir. 

Tenang... Ia sudah menikmati kebahagiaan bersama keluarga dan memulai hidup terbahagianya.

Setiap orang baik akan bersama orang baik, didoakan terbaik dan mendapat ganti baik. 

***
Hari spesial bersama orang-orang istimewa menikmati sajian terspesial. 

Durian. Buah yang disukai juga tidak disukai. Hari ini aku juga menemukan partner istimewa yang menyukai durian. Setiap orang yang sama tentang durian, itu menjadi hal terindah. Karena sulit menemukan orang yang sama, di musim durian banyak terjual di Wellcome Market. Ya, setelah mendapatkan dua hal spesial tersebut. Menikmati duriannya harus berada sedikit menjauh dari teman yang tidak menyukainya. Karena aromanya pun akan mengganggu.

Alhamdulillah, anggota IMSA banyak yang menyukainya. Hingga satu buah durian tak cukup untuk setiap orang. In shaa Allah next time lanjut dengan kebersamaan ini.

Syawal

Senin, 20 Juni 2016

Di Hong Kong


"Merantaulah... Orang berilmu dan beradab tidak diam beristirahat di kampung halaman. Tinggalkan negerimu dan hidup asing (di negeri orang)." Imam Syafi'i

Ramadhan puasa ke-16, dengan cuaca cerah serta udara sedikit panas. Alhamdulillah, purnamapun nampak sejak kemarin. Ini Ramadhan ke-3 yang ingin benar-benar ku nikmati disini, cita-cita untuk segera pulang ke tanah air menjadi salah satu sebab.

Minggu, 19 Juni 2016. Setelah menyelesaikan tugas magang di kedutaan, ada kesempatan langkah yang harus diambil. Bertemu dengan seorang penulis berita di media nasional. Ia berkunjung ke Hong Kong bersama pejabat pariwisata Indonesia.

Dengan tujuan menggali ilmu dari dia, dan berakhir pada keakraban diantara orang-orang "asyik" yang sudah lama ku kenal.

Ya, mereka adalah para pemimpin muda yang berhasil membagikan ilmu serta kebaikan dalam diri untuk lingkungan sekitarnya.

Merantau adalah keputusan masing-masing dari kita berenam. Dari lama menikmati prosesnya ada banyak cerita. Ini akan menjadi bekal untuk aku bagikan ke anak-anak desa.

Aku selalu merasa bangga kepada mereka yang mau mengabdikan diri berbagi, mengajar di desa-desa. Karena memang itulah yang aku butuhkan saat tinggal di desa wilayah Kabupaten Malang.

Kesempatan anak desa untuk di ajari lebih dari buku tulis, menambah wawasan dunia luas, serta motivasi seorang untuk dijadikan panutan. Itu semua akan sangat berharga di dalam kelas-kelas sekolah dasar pedesaan.

Pendidikan bukan melulu soal abjad dan angka, kepemimpinan serta panutan perlu diberikan.

Anak desa kini telah bertransformasi menjadi pemuda gaya metropolitan,
Tanpa pemahaman jelas manfaat sebuah kemajuan,
Gamang
Melangkah layaknya bos,
Hati serta iman ciut keropos,
Wahai jaman yang terus terasa gusar,
Siapkan para pengajar untuk generasi agar tak suram.
(Sai Wan Ho - Hong Kong)

Jangan lupa bersyukur hari ini. Inginku terus bisa mencari ilmu dari kalian yang tak membedakan orang. Terus menjadi inspirasi untuk siapapun.
(Mas Arief-Mas Wahyu-Alfath-Mbak Lita-Mounda)
Barakallahu fiykum.

Terimakasih untuk waktu dan kesempatan berbaginya. Untuk setiap moment yang Allah Ta'ala beri.

(Choi hung-New Teritoris "blue sky")








Jumat, 17 Juni 2016

Jajaran orang yang pergi

Hay perpisahan! Tak bosan kau menemuiku lagi? Aku masih terus belajar memahami kehadiranmu.

Dalam 2kali minggu ini aku benar-benar ingin bersama partner terbaik. Dia kakak, teman, tempat aku ngomong apapun, orang penuh ide baru yang berkolaborasi dengan satu lagi partner terbaik. Mereka kombinasi sempurna yang sangat ngerti aku.

Ia akan segera hengkang dari negeri ini untuk melanjutkan mimpinya di tanah air sebagai desainer muslimah terbaik sekligus menemukan sosok imam yang telah ia istiharakan.

Bertiga selama kurang lebih tiga tahun. Dari mengerjakan tugas, project, hingga gantian pakai laptop. Kita saling percaya. Mungkin dari belasan anggota Maroon, hanya bertiga yang sangat baik bagiku. 

Perpisahan kali ini terlalu tak ku inginkan. Waktu, dimana dimensi yang terus berputar -- berubah dengan ataupun rencana. 

Ada seorang lagi yang tiba-tiba juga akan pergi. Ini akan menambah deretan nama orang "asyik" yang meninggalkanku.

Dengan beberapa kalimat, Kak Nining berhasil membujuk senyumku hadir. Ya, perpisahan hakiki bukan di dunia ini. Namun di akhirat kelak, saat syurga dan neraka menjadi pemisahnya. Kalimat yang menjadi prinsip untuk tegar oleh perpisahan.

"Cari aku jika tak kau temukan diri ini di syurga bersamamu."

Untuk kamu yang tak mau kepergianmu aku beritahu kesiapapun. Semoga waktu yang tersisa ini berhasil kau lalui. Dan aku bisa banyak membantu, walau aku tau kamu mampu tanpaku. Setidaknya, perpisahan akan aku siapkan dengan itu.

Sayang kalian tanpa melihat kekurangan yang ada pada diri masing-masing. Karena yang ku tau kalian adalah Muslim terbaik yang aku temui di Negeri ini. Kalian menjadi contoh untuk aku melanjutkan pekerjaan selanjutnya. 

Jadi, akupun tak butuh waktu lama untuk bisa melepas kalian satu persatu. Terimakasih telah hadir dipertemuan terbaik hidup ini. Siapapun partner selanjutnya dalam hidup kalian, semoga orang terbaik yang Allah Ta'ala kirim kepada kalian. Dan aku. Tetap menjadi inspirasiku. 
 

(Pegunungan di wilayah Yiu Tung -Sau Kei Wan. Hong Kong)

Sabtu, 14 Mei 2016

My Feeling With this Life


Seberapa siap perantau untuk pulang? Persiapan apa yang sudah dan telah dilakukan?. Sebuah adaptasi untuk kelangsungan hidup di tempat baru dengan segala resiko yang harus dihadapi, membuat orang akan berpikir ulang untuk beralih. Siapapun yang hanya menikmati hari tanpa rencana tidak akan pernah siap untuk melangkah.

Itulah yang membuat saya terus belajar, dan banyak mencari ilmu baru. Berada jauh dari tanah kelahiran dengan kurun waktu bertahun-tahun akan mengubah cara pikir, perilaku, kebiasaan, serta bersosialisasi. Ya, disamping usia yang semakin bertambah, lingkungan menjadi faktor utama pembentukan karakter.

Dalam hitungan hari kedepan, saya akan ditinggal oleh Kakak yang banyak memberikan kesempatan bagaimana menghadapi dunia sosial. Ia menjadi salah satu orang terbaik di negeri ini yang terus memberi ilmu baru. Dari saya yang bersifat tertutup, tak berani bersosialisasi hingga kini bisa memiliki banyak sahabat serta saudara.

Muslimah, awal mula dari ukhuwah ini dengan tulisannya yang tercetak di beberapa buku dengan sederhana membuat hanyut dalam tetesan air mata. Disitu saya mulai mencoba hal baru, pembaca komik ke cerpen.

Teruslah pada suatu kelas online dari Indonesia dengan koordinatornya tak lain adalah dia. Semakin mengenalnya, saya semakin menikmati dunia baru ini. Hingga usai kelas tersebut, ada amanah yang saya terima di suatu organisasi. Dengan menjadi salah satu pengurus didalamnya.

Berlanjut pada tahun 2014, lagi-lagi Ia mengajak saya ke sebuah organisasi. Saat itu Ia baru kembali ke Hong Kong setelah beberapa waktu tinggal di Macau dan saya melanjutkan tugas di organisasi awal. Dengan ajakannya, saya menemukan keluarga baru yang lebih kokoh. Dengan para pimpinan yang menginspirasi, ramah serta bersedia berbagi ilmu.

Apa yang saya rencanakan dari awal mengambil keputusan meninggalkan pekerjaan di Indonesia dan berangkat ke Hong Kong, ternyata sangat tepat dan lebih baik dari perkiraan. Salah satu orang yang selalu berada dan menyediakan waktunya adalah Kak Isti Syarifah.

Pada saat liburan berdua yang terakhir lalu, Ia bercerita tentang wisuda. Ya, aku masih merasa bersalah karena tak bisa membantunya. Namun pilihannya adalah terbaik, dengan segala pertimbangan. Kita terus belajar, membuat hal bermanfaat bersama melalui tulisan dalam berita.

Kak tau apa yang selalu aku ingat?, ialah setiap kesempatan yang Allah Ta’ala beri, salah satunya melalui kakak. Tak pernah aku berpikir banyak kesempatan yang aku dapat disini. Awal tujuanku hanyalah melanjutkan sekolah. Bonus yang kudapat lebih dari apa yang aku inginkan”

Saya yakin, dengan Bismillah akan lebih banyak lagi kesempatan yang kita dapat di Indonesia. Karena disini kita telah melewatinya. Kita akan segera berpisah, teruslah menjadi Kakak terbaik, untuk Mbak Leny dan saya (Nurma).

Kak Isti telah menyelesaikan pendidikannya di sekolah manajemen bisnis, dengan rencana membuka taman baca dirumah dan beramal melalui ilmu yang dia peroleh kepada generasi muda di desanya.

Cukuplah rencana sederhana, namun dengan persiapan yang tepat untuk segera beralih dari satu hal ke hal lainnya. Persiapkan ilmu, do'a dan konsentrasi penuh. Dengan itu semua diri akan mampu melangkah dan menyelesaikan resiko.

Selamat berhijarah para perantau. Tunggu tiba giliran saya untuk belajar lagi di tanah kelahiran, Indonesia.

 
Kak Isti untuk setiap tulisannya
 

Coretan anak rantau untuk saudaranya


How ready immigrants to go home? Preparation of what has been done?. An adaptation for survival in a new place with all the risks that must be faced, getting people will think twice to switch. Anyone who simply enjoy the day without a plan will never be ready to go.
That's what makes me continue to learn, and many seek new knowledge. Being away from the homeland with the period of years will change the way of thinking, behavior, habits, and socializing. Yes, in addition to increasing age, the environment Becomes a major factor shaping the character.
Within the coming days, I will be left by a brother that provide many opportunities how to deal with the social world. He Became one of the best people in this country who continue to provide new science. From my discreet, not online to socialize until now could have a lot of friends and relatives.
Muslimah, the origins of this brotherhood with the Writings printed in some books simply make-drift in tears. There, I began to try new things, comic readers to stories.
Keep in an online classroom coordinator of Indonesia with none other than him. Get to know him, the more I enjoy this new world. Until the end of the class, there is a mandate that I received in an organization. By being one of the leaders in it.
Continued in 2014, he again invited me to an organization. At that time he had Returned to Hong Kong after some time living in Macau and I continue to work at the beginning of the organization. By invitation, I found a new family stronger. With leaders who inspire, friendly and willing to share knowledge.
What I want from the initial decision to leave a job in Indonesia and went to Hong Kong, Alhamdulillah very precise and better than expected. One of the people who always are and provide time is Kak Isti Syarifah.
At the time of the last vacation together then, he of toll me about graduation. Yes, I still feel guilty for not being-able to help him. But the best choice is, with all due consideration. We continue to learn, to the make useful things together through writing in the news.
" Kak know what I always remember?, Is every chance that Allah Ta'ala give, one through sister. I never thought much chance that I can be here. Early goal is simply to continue Reviews their education . The bonus I got more than what I want. "
I believe, with Bismillah will be many more opportunities that we can be in Indonesia. Because here we have been through. We will soon split up, continue to be the best brother, to Ms. Leny and I (Nurma).
Kak Isti had completed his education in business management schools, with plans to open reading garden at home and work through the knowledge he gained to young people in his village.
Suffice it simple plan, but with the right preparation to quickly intervening switch from one thing to another. Prepare science, prayer and concentration. With such preparation, self-will brave step and face any risk in it.
Congratulations migrate the perantau. Wait my turn to learn more and useful in the (home) homeland, Indonesia.

(Kak Isti Syarifah way :))

Rabu, 27 April 2016

Kelas Financial Planner.


Causeway Bay – Acara lanjutan program Training on Trainer dari kerjasama KJRI dengan FSB Indonesia berlanjut pada pertemuan ketiga di gedung Ramayana KJRI Hong Kong. Acara sebelumnya telah diikuti puluhan PMI dan telah mengaplikasikan kepada teman pekerja yang tak mengikuti program dengan memberikan quisioner data keuangan dan untuk mendapat kesimpulan, Bahwa keuangan mereka terkelola dengan sehat.

Tepat pada Minggu (28/2) jam 9.30 a.m acara dimulai dengan pemateri Ibu Isti Khairani, ST yang sukses menjadi Financial Trainer di Indonesia. Beliau memberi pelatihan dengan sangat sabar dan sistematis menjelaskan tahapan aplikasi QWP Academy.

Puluhan peserta masing-masing mendapat handbook yang disiapkan dari Indonesia, agar peserta bisa langsung praktek pada PC masing-masing. Tentunya pihak FSB sudah mempersiapkan acara untuk terus berkelanjutan.

“Kami sangat senang bisa datang langsung untuk memberi pelatihan kepada teman-teman disini. Saya pribadi mempunyai cita-cita ke luar negeri untuk berbagi ilmu, bukan sekedar untuk jalan-jalan. Alhamdulillah, diberi kesempatan pada hari ini.” Tutur Isti pada pembukaan acara.

Program kelas ini lebih banyak berdiskusi dan praktek. Telah terbentuk pengurus kelas dimana terdiri dari ketua, wakil, sekretaris. Dan sudah saling berhubungan dengan mentor di Indonesia melalui grub whatsapps.

Dari antusias para peserta membuat suasana sangat akrab dan waktu yang tersedia berguna dengan efektif. Sesi praktek pada jam 2 p.m dengan proses instal program, upload data, hingga menjadi sebuah laporan keuangan yang berjudul Financial Healt Check Up.

“Kami diberi materi yang sangat kreatif, dimana posisi utama peserta adalah sebagai ahli keuangan dan disamping itu harus bisa menjadi pengelola keuangan pribadi. Pemateri memberi sebuah kertas untuk diisi beberapa target, yaitu target sekarang, menengah dan 10 tahun kedepan.” Ungkap Nita, salah seorang peserta.

Training ini diharapkan dapat diaplikasikan kepada minimal 10 teman PMI dari masing-masing peserta dan kemudian bisa menyeluruh kepada PMI Hong Kong, sehingga tidak ada lagi PMI yang pulang dan kembali ke Hong Kong menjadi pekerja di sektor In-formal. (Nurma Yunita)
 
Jalur Tram North Point - Hong Kong Island
 

Selasa, 29 Maret 2016

“Pengalaman adalah guru terbaik di dunia”

Waktu menjadi berharga dengan segala pengalaman yang menjadi pendewasa pikir. Beberapa bulan berkutat di pemerintahan membuat berpikir kritis sebagai warga Negara Indonesia yang tinggaldi Luar negeri. Tepatnya di dunia kerja yang sudah diperkirakan penuh dengan tantangan baru.

Labor department, salah satu bagian dalam pelayanan untuk masyarakat khususnya pekerja Indonesia yang ada di luar negeri. Devisi ini hanya ada dibeberapa Negara, dan Hong Kong menjadi Negara yang memiliki lebih banyak staf di banding negara lain. Dengan jumlah 170.000 warga Indonesia dari sektor pekerja hingga mahasiswa yang harus dilayani.

Sejak awal mendapat amanah melanjutkan magang di Konsulat Republik Indonesia di Hong Kong, ada rasa khawatir dengan komitmen di salah satu devisi organisasi dimana aku telah menjadi anggota selama setahun disana.

KJRI sendiri menjadi rumah bagi seluruh WNI, namun tidak dalam pendapatku. Dari beberapa sebab, aku sedikit tidak percaya dengan sebutan rumah pada KJRI sejak awal kedatanganku 2012 silam.

***
Mengenal lebih dekat KJRI adalah di saat Pemilu pertama 2014, disaat aku ingin menggunakan hak pilih sebagai WNI. Terlihat Bapak Konjen begitu ramah dan penuh senyum dengan semua yang hadir di TPU. Lapangan rumput Victoria Park disulap menjadi tempat hajatan Republik Indonesia. Betapa terkenalnya beliau dikalangan pekerja Indonesia, hingga tak sedikit yang meminta foto bersama. Dari sana aku mulai menghilangkan rasa tidak nyamanku.

***
Di tahun 2014, pemberitaan kandidat Presiden Indonesia mulai memenuhi acara di media masa. Akses internet yang sangat cepat menjadi faktor utama kami di Hong Kong bisa segera menerima berita tentang negeri tercinta.

Tak berselang lama, kampus mengadakan seleksi untuk menjaring panitia administrasi untuk PEMILU-President 2014 pertama di Luar Negeri. Tepatnya di Hong Kong, yang berpenghuni puluhan ribu WNI.
Seleksi ketat mengantarkan 3 orang diangkatanku menjadi panitia:
·         Satu di Zona Merah, yaitu mendata peserta dari awal masuk untuk selanjutnya terbagi menjadi 3 keputusan (langsung ke Kamar pemilihan, ke Zona Kuning untuk kelengkapan data, dan pendaftaran pertama).
·         Satu di Zona Kuning, yaitu mengisi kelengkapan data peserta untuk selanjutnya kembali  ke Zona Merah, dengan pendataan lengkap maka bisa menggunakan hak pilihnya.
·         Satu panitia di tenda pemilihan.

***
Acara berlangsung sejak pagi hingga sore hari di lapangan, dengan cuaca tidak menentu. Saat itu musim summer dengan suhu 33-35 derajat, dan dibarengi dengan hujan deras.
Alhamdulillah, para peserta tepat waktu mengantri dan bersedia bekerjasama dibawah guyuran hujan, dan terik matahari.

Yang aku ingat sekali adalah, mereka bersedia membantu memayungi panitia yang bekerja dan menata meja yang saat itu menjadi tempat sarana prasarana. Beberapa laptop panitia basah terkena air hujan dan bekerja ekstra menyelamatkan lembaran dokumen penting.

Dari sistem pendaftaran dibuat melalui 2 (dua) alternatif pencoblosan, melalui Pos dan datang langsung ke TPU. Namun sebagian besar peserta menggunakan hak pilihnya dengan datang langsung.

Dengan jadwal ijin hingga 5 p.m. Polisi lokal sudah memberi peringatan di jam 4.30 p.m untuk segera menyelesaikan acara, mengingat antrian masih panjang. Diberi tenggang waktu hingga 5.15 p.m.

Peristiwa tak diinginkan terjadi, ada beberapa WNI yang ingin menggunakan hak pilihnya. Namun waktu ijin oleh pihak pemilik sudah ditetapkan. Mereka merasa kecewa, karena hak pilihnya tak bisa digunakan.

Inilah pengalaman pertama menghadapi sebuah protes dari sesama WNI namun tidak sepaham dengan kepatuhan pada sistem yang telah ditetapkan pemerintah.

Belajar untuk lebih bijak dalam menentukan sikap, dan sudah tak asing lagi dengan namanya diprotes oleh sesama.
 
***
Maret 2016

Saat memasuki ruang kerja, ada berita bahwa salah satu petugas tidak menerima laporan dari PMI. Yang tak lain adalah saya, menurut atasan kerja.
“Kamu jangan kaget dengan yang beginian ya Nurma”, nasehat Bapak atasan.

Kaget adalah rasa yang muncul saat pertama kali mengalami suatu hal, menurutku. Aku sendiri sudah pernah menjadi posisi saksi diprotes puluhan pendemo. Dan ini adalah hal kedua.

Namun yang menjdai konsentrasiku adalah, rasa bersalah karena mengecewakan orang lain.
Sesuai peraturan, jam untuk pengaduan adalah dibuka 12 p.m – 3 p.m. Pun jika banyak pengaduan, kami memberi waktu hingga 30 menit kemudian.
 
Ya, tak semua orang memahami peraturan. Dan semua orang bisa mengomplain hak mereka yang tak terpenuhi. Tapi untukku pribadi, akan banyak belajar dari dunia kerja ini.

Mohon maaf kepada teman yang merasa kecewa dengan pelayanan selama aku bertugas. Semoga menjadi koreksi diri untuk lebih baik.

***
Dunia kerja yang penuh resiko akhirnya aku geluti. Dari tak ingin mengenal hingga harus bersedia menjaga integritas tempat kerja.
Alhamdulillah. aku harus siap dengantantangan selanjutnya di depan sana.

Sabtu, 16 Januari 2016

Tahapan Skripsi_Norma Yunita


Rangkuman Tahapan Penyusunan Skripsi (ku)
DE'ALOVA SHOP

1.        Kuasai Materi.

·         Dosen memberikan beberapa tahap materi skripsi, yang pertama paling saya ingat adalah tugas hitungan dari target pemasaran, modal, kelayakan project hingga Ratio.

2.       Tentukan judul dan project yang dikerjakan.
           All about produk (Survei)             :  Lokasi, Peta, Badan Pusat Statistik (mengetahui demand), Kuisioner.
 
·        Disini mulai pemilihan anggota kelompok skripsi, dengan beberapa orang tersebut sebelumnya sudah mengerjakan tugas keuangan masing-masing. Setelah itu terpilih satu project yang layak. Selanjutnya kesepakatan (kompak) konsentrasi pada satu project terpilih.

·         Tahap ini masing-masing menentukan tugas. Bagian perhitungan, bagian utama materi project (bisa disebut seluruh materi tulisan tentang produk), dan bagian pengelola produk mentah hingga jadi (pemilihan bahan, hingga sajian produk).

·         Sesuaikan project, jika jasa maka tak perlu membuat contoh.

3.        Langkah Laporan Keuangan Project (2 minggu – 1 bulan)

1.       Capital                  (Seseuaikan jenis skripsi: pada Industri (max: 250.000), pada make to sale                (max: 170.000))
 
2.       Machine & equipment

3.       Furniture

4.       Material

5.       Depreciation Machine & equipment

6.       Salary

7.       Expenses

8.       Project sales       (Mampu menutupi biaya-biaya di no.2-7, tentukan demand hingga market share)

9.       Cash flow

10.   Loan      (Max: 25% dari Capital, tentukan suku bunga, dengan jangka pelunasan 5 th.)

11.   COGS
 
12.   Income Statement + Chart           (ROI, ROS, GPM menunjukan diagram naik tiap periode)

13.   Cash Flow           (Ideal 3 bulan Payback Periode)

14.   BEP

15.   Procentage Sales Project Unit

16.   BEP Unit + Chart

17.   Balance Sheet

18.   Payback Periode

19.   Internal Rate of Return  (MARR= procentage interest, IRR > MARR (artinya Project Feasible))

20.   NPV

21.   Profitability Index

·         Dari perhitungan diatas, kita mampu menuliskan beberapa point di Bab 1 hingga Bab 9 (Rangkuman sampai kesimpulan)
 
·         Bab 1 (Kelayakan keuangan)

·         Bab 2 (Project Proponent)

·         Bab 3 (Peoposer Salary)

·         Bab 4 (Demand)

·         Bab 5 (Harga setiap mesin & alat)

·         Bab 6 (Ratio)
 
·         Bab 7 (Jam dan hari kerja)

·         Bab 8 (Biaya pada Cost other civil work) dengan metode PERT

·         Bab 9 ( Kesimpulan Produk)

·         Menentukan Visi – Misi

Visi         =             Cukup 1 poin (pencapaian jangka pendek)

Misi        =             Beberapa poin (tujuan jangka panjang)
 
4.         Pencarian & pengambilan referensi dari beberapa buku tentang Management.

·         Pemasaran         :               Mencari strategi terbaru dalam pemasaran

·         Tenaga Kerja                      :               Mengutamakan libur pada hari Jum’at. Dengan alasan, Indonesia mayoritas Muslim. Dihari weekend (sabtu-minggu) menjadi pasar optimal.

·         Struktur Organisasi          :               Pilih yang mudah untuk dijalankan.

·         Manajemen                       :               Pada point ini saya mengambil Manajemen Komunikasi. Untuk lebih memahami iklim pemasaran di Indonesia mengingat kinerja dalam suatu usaha memerlukan komunikasi yang tepat guna dan tepat sasaran.

·         Keunggulan Produk        :               Menuliskan manfaat jangka panjang pada produk kepada para konsumen. Sehingga menjadi daya tarik pada produk.

·         Suplement hingga CV     :               Faktur (Jual-beli), Web, FP &FB, dan lampiran dalam transaksi.

·         Terdapat waktu untuk saling menguasai bagian pada individu sebelum jatuh tempo hari pengumpulan skripsi pada kampus pusat.